Kedalaman Musi - RumahkayuPublishing

728x90 AdSpace

Trending
Powered by Blogger.

Instagram

Popular Posts

Featured

Total Pageviews

Culture

Find Us On Facebook

Advertise

Flickr

Recent comments

Novel

Beauty

Column Right

About me

Contact Form

Beauty

PROMO

PROMO

Follow Us on Facebook

Sponsor Advertisement

Pages

Video

Most Popular

Welcome To SoraBook

Wednesday, December 12, 2012

Kedalaman Musi

 Terbit Story edisi 31
STASIUN PURWOKERTO DI SUATU MALAM

suatu malam di stasiun jam 9 aku
menyatakan kepadamu, "akhirnya
aku akan menemukan kesepian
yang bernyanyi-nyanyi."

di jembatan lampu jalan cahaya
yang memudar, hujan rinai membuat
rumah bagi kenangan, jalan-jalan
basah, dan rinai mengalir di matamu.

dan kereta ini akan mengantarkan
ke stasiun gambir, seperti pertemuan,
seperti itu pula perpisahan dari kereta
ke kereta, katamu.

matamu mengalirkan air mata,
perempuan tua mengambil tiket
keberangkatan, seorang lelaki
datang dalam hujan, sebuah jas hujan
menggantung di jok motor.

dari yogyakarta besi kereta berdering
di batu-batu kerikil, rinai semakin
deras.

Padang, Oktober 2011

TAMU HUJAN

di kota ini hujan akhirnya bertamu
dan rinai begitu ingkar usai, cerita
cerita menelurkan kesunyian seperti
kisah masa lalu.

aku duduk di ruang tunggu,
]sebuah koper, jaket hujan,
diary perjalanan, jam dinding tua,
pertandingan sepakbola,
jalan-jalan basah.

menunggu kedatanganmu
menghabiskan setengah cangkir
kopi pahit dan dua puisi
hujan.

di kota ini hujan mengalir di jalanjalan
bandar bakali, tuturan atap,sungai
sungai di dada, selalu menuju muara
dan muara jalannya menuju kepergian.

akhir semua kisah usai, dua puisi
tuntas di kertas-kertas diary,
secangkir kopi adalah rasa pahit
masa lalu.

2011

KEDALAMAN MUSI

Katamu ini rawah yang ditimbun menjadi daratan
di atas airmata pribumi. Menangis diam-diam
dengan kelembutan penghuni Musi, dan detak sepatu
kompeni.

“Tempat ini dimana langit berdiam dengan tujuh
rukun ilir dan hulu dibelah Musi dan benteng satu
satunya bangunan pribumi.”

Kita berdiri di pemandangan barisan rumah Kapitan;
kayu tambesi, pembakaran dupa, tugutugu sejarah,
dekak sepatu wisatawan. Kita telah sampai dalam
telaga yang bergenang dalam dada Musi.

Berenanglah lebih dalam, menyelam, mengembara
kepada kedalaman mencari ikanikan. Ikanikan yang
berenang darah ke dalam tubuh Musi. Ikanikan
yang menyelam ke dalam tubuh pribumi. Ikanikan

yang manis dalam mpekmpek dan kemplang.  Seperti
ibu, seperti anak dalam sungai, akan terus mengalir
mempertemukan hulu dan ilir daratan. Kapalkapal
kecil akan terus berlayar di bawah Ampera*.

 (2011)

*Ampera (sebuah jembatan dua menara di tengah-tengah Kota Palembang, menghubungkan daerah hulu dan ilir. Jembatan ini dinamakan Ampera yang merupakan singkatan dari amanat penderitaan rakyat).
Kedalaman Musi Reviewed by Alizar tanjung on 2:12 AM Rating: 5  Terbit Story edisi 31 STASIUN PURWOKERTO DI SUATU MALAM suatu malam di stasiun jam 9 aku menyatakan kepadamu, "akhirnya aku ak...

No comments: